(10/12/2025) Pada hari Rabu, 10 Desember 2025, sebuah momentum penting bagi Universitas Islam Madura (UIM) telah disaksikan secara langsung melalui pelaksanaan ujian terbuka promosi doktor bagi Rektor UIM, Bapak Ahmad, S.Ag., M.Pd. Ujian terbuka tersebut telah diselenggarakan oleh Program Doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Merdeka (Unmer) Malang dan dipusatkan di Gedung Pascasarjana lantai 3. Kehadiran para akademisi, dosen, dan sejumlah tamu undangan menjadi bagian dari rangkaian sakral yang menandai langkah besar bagi penguatan kompetensi akademik dan kepemimpinan UIM di tingkat nasional.

Disertasi yang diuji dalam forum ilmiah tersebut berjudul “Peran Kepemimpinan Kyai Pengasuh Pondok Pesantren dalam Membangun Kesalehan Sosial (Studi di Ponpes Miftahul Ulum Bettet Pamekasan)”. Penelitian ini telah diarahkan untuk menjawab secara mendalam bagaimana figur seorang kyai memainkan peran kepemimpinan dalam membentuk kesalehan sosial di tengah komunitas pesantren, baik melalui pendekatan internal kelembagaan, praktik pembinaan santri, maupun hubungan sosial yang terbangun antara pesantren dan masyarakat luas.

Ujian selama 1 jam 30 menit tersebut telah dipimpin oleh tim penguji yang berjumlah enam orang penguji inti serta tiga penyanggah eksternal, yang masing-masing berasal dari unsur internal dan eksternal Universitas Merdeka Malang. Para penguji telah memberikan beragam pertanyaan kritis yang mencakup aspek metodologi, teori kepemimpinan, relevansi temuan penelitian, hingga kontribusi akademik dari konsep kesalehan sosial dalam konteks pendidikan pesantren. Semua pertanyaan telah dijawab dengan baik, sistematis, dan argumentatif oleh kandidat doktor.

Fokus Penelitian dan Arah Penggalian Ilmiah

Fokus utama penelitian ini telah diarahkan untuk mempertanyakan secara mendalam mengenai peran kepemimpinan kyai sebagai figur sentral, cara kyai membangun kesalehan sosial, serta tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut. Melalui pendekatan kualitatif lapangan, temuan penelitian menegaskan bahwa kepemimpinan kyai pada dasarnya bersifat sentral, karismatik, multidimensi, serta memiliki spektrum pengaruh yang melampaui batas administratif pesantren. Kepemimpinan kyai dalam membangun kesalehan sosial telah ditemukan sebagai kepemimpinan yang integratif, bersifat melayani (servant leadership), serta berorientasi pada pembentukan karakter moral masyarakat. Kesalehan sosial tidak hanya dimaknai sebagai ketaatan ritual, tetapi juga mencakup kebermanfaatan sosial, hubungan sosial yang harmonis, kepedulian terhadap sesama, dan kontribusi terhadap kemaslahatan umum.

Adapun tantangan dalam membangun kesalehan sosial telah disebutkan sebagai tantangan struktural, kultural, dan kontekstual. Tantangan struktural mencakup keterbatasan sistem pendukung lembaga, sedangkan tantangan kultural lebih terkait pada dinamika tradisi dan kebiasaan masyarakat. Tantangan kontekstual merujuk pada perubahan zaman, modernisasi, serta tuntutan masyarakat terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.

Penegasan Kesimpulan oleh Dewan Penguji

Dari rangkaian tanya jawab yang intens selama ujian, telah ditegaskan bahwa kepemimpinan kyai merupakan kepemimpinan sentral dan multidimensi yang mencakup dimensi spiritual, moral, sosial, dan manajerial. Sementara itu, model kepemimpinan kyai dalam membangun kesalehan sosial dipahami sebagai kepemimpinan yang inklusif, kolaboratif, integratif, dan melayani.

Kesimpulan lain menyebutkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi dalam membangun kesalehan sosial bersumber dari tiga lapisan utama: lapisan struktural seperti regulasi dan kebijakan lembaga, lapisan kultural seperti budaya masyarakat yang beragam, serta lapisan kontekstual seperti tantangan era digital dan modernisasi.

Dengan keberhasilan mempertahankan disertasinya, Bapak Ahmad, S.Ag., M.Pd. secara resmi telah dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Doktor (Dr.) dalam bidang Ilmu Sosial. Pengesahan tersebut telah diberikan setelah dilakukan musyawarah tertutup oleh para penguji.

Dampak Gelar Doktor terhadap Kelembagaan UIM

Keberhasilan promosi doktor Rektor UIM tidak hanya menjadi prestasi personal, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi kelembagaan Universitas Islam Madura dalam berbagai dimensi, di antaranya:

1. Penguatan Kepemimpinan Akademik UIM

Dengan disandangnya gelar doktor, kepemimpinan UIM secara otomatis mengalami penguatan dari sisi kredibilitas akademik. Hal ini menempatkan UIM sebagai institusi yang dipimpin oleh figur akademik berkompetensi tinggi, sehingga berdampak pada meningkatnya kepercayaan publik, pemerintah, dan dunia pendidikan tinggi terhadap kualitas pengelolaan kampus.

2. Akselerasi Capaian Visi UIM sebagai Kampus Unggul di Asia

Visi UIM menjadi kampus unggul dan berdaya saing tingkat Asia akan semakin terbantu dengan meningkatnya kualitas dan kualifikasi pimpinan universitas. Doktor Ilmu Sosial yang dimiliki oleh rektor memberikan nilai tambah dalam pengembangan kebijakan akademik, penguatan budaya mutu, serta percepatan program internasionalisasi kampus.

3. Pengembangan Riset Pesantren dan Ilmu Sosial

Bidang keilmuan yang digeluti oleh rektor berpotensi menjadi lokomotif pengembangan riset berbasis pesantren dan masyarakat Madura. Penelitian tentang kepemimpinan kyai dan kesalehan sosial memberikan kontribusi strategis bagi Prodi PAI, MPI, dan PPs UIM dalam memperluas khazanah literatur akademik yang relevan dengan karakter masyarakat lokal.

4. Peningkatan Reputasi UIM di Tingkat Regional dan Nasional

Dengan keberhasilan promosi doktor ini, reputasi UIM secara otomatis terdongkrak, khususnya dalam hal kualitas SDM dan profesionalisme pimpinan. Kehadiran rektor dengan kualifikasi doktor membuka peluang kerjasama baru dengan perguruan tinggi lain, lembaga penelitian, dan pemangku kepentingan eksternal.

5. Penguatan Budaya Akademik dan Keteladanan

Gelar doktor yang diraih oleh rektor akan menjadi contoh teladan bagi dosen-dosen di lingkungan UIM untuk terus melanjutkan studi lanjut, memperkuat kompetensi, dan meningkatkan kualitas penelitian. Hal ini akan mendorong terciptanya budaya akademik yang sehat, produktif, dan berorientasi pada mutu.

6. Dampak pada Tata Kelola dan Pelayanan Akademik

Sebagai doktor dalam bidang ilmu sosial yang mempelajari kepemimpinan dan kesalehan sosial, Rektor UIM kini memiliki kerangka teoritis dan praktis yang lebih kuat dalam memimpin universitas. Konsep kepemimpinan integratif dan pelayanan sosial yang dipelajari dalam penelitian akan sangat relevan dalam membangun manajemen kampus yang humanis, beretika, dan responsif.

Makna Strategis bagi UIM dan Dunia Pesantren

Keberhasilan akademik ini juga membawa makna strategis bagi dunia pesantren dan kajian Islam Nusantara, khususnya karena penelitian yang diangkat berkaitan dengan kepemimpinan kyai dalam membangun kesalehan sosial. Temuan-temuan tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pengembangan model kepemimpinan pesantren yang adaptif terhadap tantangan zaman. (Sb/nfs)